Perbedaan adalah sesuatu yang alami dan wajar. Pernahkah
kalian mengamati tentang sekeliling kalian? Adakah perbedaan atau persamaan di
antara kalian dan teman yang lain? Dalam satu kelas, mungkin ada anak yang
berambut keriting, berkulit putih, cokelat atau hitam. Perbedaan warna kulit
atau bentuk fisik jangan dijadikan sumber perpecahan. Indonesia adalah negara
yang kaya akan ragam budaya dan suku bangsa. Ada suku Bali, Jawa, Banjar,
Madura, Toraja, dan sebagainya. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan
sendiri-sendiri. Semua itu merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Kita
akan mempelajari bagaimana keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Kita
dapat mengetahui suku bangsa apa saja yang hidup di Indonesia. Kekayaan suku
bangsa dan budaya di Indonesia sangat beragam. Marilah kita mengenal satu
persatu kekayaan budaya bangsa, agar kita dapat lebih mencintai bangsa
Indonesia.
Berikut ini adalah contoh perbedaan antara bangsa Indonesia dengan Bangsa lain.
Budaya
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Setiap negara pastinya memiliki budaya yang
berbeda satu sama lain. Sebagai contoh adalah perbedaan antara budaya timur dan
barat.
Kebudayaan Barat (co:Amerika) adalah kebudayaan yang cara
pembinaan kesadarannya dengan cara mamahami ilmu pengtahuan dan filsafat.
Mereka melakukan berbagai macam cara diskusi dan debat untuk menemukan atau
menentukan makna seperti apa yang sebenarnyamurni /asli dari kesadaran. Mereka
banyak belajar dan juga mengajar yang awalnya datang dari proses diskusi dan
perdebatan yang mereka lakukan. Melalui proses belajar dan mengajar, para ahli
kebudayaan barat dituntut untuk pandai dalam berceramah dan berdiskusi. Hal itu
dilakukan karena pada akhirnya akan banyak yang mengikuti ajarannya.
Kebudayaan Timur (co:Indonesia) adalah kebudayaan yang cara
pembinaan kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan
mental. Pelatihan fisik dapat dicontohkan dengan cara menjaga pola makan dan
minum ataupun makanan apa saja yang boleh dimakan dan minuman apa saja yang
boleh di minum, karena hal tersebut dapat berpengaruh pada pertumbuhan maupun
terhadap fisik. Sedangkan untuk pelatihan mental yaitu dapat berupa kegiatan
yang umumnya/mayoritas dilakukan sendiri.
Dan berikut merupakan beberapa poin perbedaan yang
diungkapkan oleh seniman Cina Yang Liu tentang budaya antara Timur dan Barat,
dan saya akan mengambil contoh perbedaan antara budaya Indonesia dan Amerika:
1. Opini
Orang Indonesia cenderung berbelit-belit dalam berargumen
dimana maksudnya tidak serumit argumennya.
Amerika lebih to-the-point dalam berargumen.
2. Waktu
Indonesia memang terkenal akan jam karet nya dan kurang
menghargai waktu
Sedangkan Amerika, mereka cenderung on time
3. Gaya Hidup
Orang Indonesia akan lebih nyaman apabila tetap dekat dengan
kerabat terutama keluarga.
Berbeda dengan orang Amerika, mereka cenderung individualis.
4.Hubungan
Sangat bersosialisasi atau menjalin hubungan lebih komplek,
hingga social media pun menjadi aplikasi yang sering digunakan sebagai alat
untuk bersosialisasi.
Berbeda dengan orang Barat mereka lebih individualis/sangat
jarang menjalin hubungan dengan orang lain.
5. Perayaan / Pesta
Jika ada perayaan atau pesta, banyak orang Indonesia lebih
suka mengundang seluruh kerabat serta teman. Contohnya dalam acara pernikahan,
membuat undangan dengan jumlah cukup banyak merupakan pemborosan.
Di Amerika, apabila mereka membuat suatu acara, hanya
kerabat, keluarga serta beberapa teman dekat yang diundang.
6. Terhadap sesuatu yang Baru
Di Indonesia, apabila terdapat barang baru, dimisalkan:
gadget, dikarenakan orang Indonesia cenderung konsumtif maka mereka akan
membeli barang tersebut untuk memenuhi rasa ingin tahu.
Berbeda dengan orang Amerika jikalau ada sesuatu yang baru,
tidak serta merta ingin tahu dan ingin memiliki atau memakainya , hanya
sekedar tahu saja.
8.Trendi
Jika orang Barat lebih senang dengan sesuatu yang berbau
traditional dan alami.
Kebalikannya, orang Indonesia belum disebut trendi kalau
tidak bergaya ke barat-baratan, contoh : lebih merasa gengsi kalau makan di
tempat fast food, padahal dinegara asalnya makanan tersebut bisa dibilang
makanan biasa saja.
9. Transportasi
Dahulu Amerika, dominan menggunakan mobil. Sekarang, lebih
dominan menggunakan sepeda, karena faktor pentingnya kesehatan
Berbeda dengan orang Timur, kalau dulu dominan menggunakan
sepeda. Sekarang, sudah harus pakai mobil, kalau mampu menggunakan jasa supir
pribadi.
10.Di tempat makan
Saat di tempat makan. Orang Amerika cenderung tertib jika
sedang makan.
Orang Indonesia, kadang cenderung makan dengan mengobrol
hingga cukup gaduh serta membuang-buang waktu.
Adat-istiadat
Beberapa
kebudayaan yang memiliki daya tarik yang tinggi bagi turis mancanegara dan
turis lokal antara lain, adat istiadat di Tana Toraja, kebiasaan perempuan
suku Dayak di Kalimantan yang senang
menggunakan anting yang panjang, berat dan banyak, upacara Ngaben (pembakaran mayat) di Bali.
menggunakan anting yang panjang, berat dan banyak, upacara Ngaben (pembakaran mayat) di Bali.
Berikut contoh dari adat-istiadat yang adadi indonesia:
1. Tanah Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan
bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia.
Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng
dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini
dengan sebutan To Riaja, artinya “Orang yang berdiam di negeri atas
atau pegunungan”, sedangkan orang Luwu menyebutnya To Riajang,
artinya orang yang berdiam di sebelah barat. Ada juga versi lain kata
Toraya. To = Tau (orang), Raya = Maraya (besar), artinya orang orang
besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja,
dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku
Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.
Tana Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam
tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut “Rambu Tuka”. Di Tana
Toraja mayat tidak di kubur melainkan diletakan di “Tongkanan“ untuk
beberapa waktu. Jangka waktu peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun
sampai keluarganya memiliki cukup uang untuk melaksanakan upacara
yang pantas bagi si mayat. Setelah upacara, mayatnya dibawa
ke peristirahatan terakhir di dalam Goa atau dinding
gunung. Tengkorak-tengkorak itu menunjukan pada kita bahwa, mayat
itu tidak dikuburkan tapi hanya diletakan di batuan, atau dibawahnya, atau
di dalam lubang. Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi
terakhir telah dipanen, sekitar akhir Juni atau Juli, paling
lambat September.
Peti mati yang digunakan dalam pemakaman dipahat
menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja antara lain, menyimpan
jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah rumah (Pa’tane).
Rante adalah tempat upacara pemakaman secara adat yang dilengkapi dengan 100 buah “batu”, dalam Bahasa Toraja disebut Simbuang Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri dengan megah
terdiri dari 24 buah ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil. Ukuran batu ini mempunyai nilai adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor perbedaan situasi dan kondisi pada saat
pembuatan/pengambilan batu. Simbuang Batu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor).
Rante adalah tempat upacara pemakaman secara adat yang dilengkapi dengan 100 buah “batu”, dalam Bahasa Toraja disebut Simbuang Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri dengan megah
terdiri dari 24 buah ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil. Ukuran batu ini mempunyai nilai adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor perbedaan situasi dan kondisi pada saat
pembuatan/pengambilan batu. Simbuang Batu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor).
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat, khususnya
oleh mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas
di Pulau Seribu, khususnya di Bali. Di dalam “Panca Yadnya”,
upacara ini termasuk dalam “Pitra Yadnya”, yaitu upacara yang ditujukan
untuk roh lelulur.
Makna upacara Ngaben pada intinya adalah, untuk
mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya.
Seorang Pedanda mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan
setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu,
Siwa.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam sekali upacara ini biasanya
menghabiskan dana antara 15 juta sampai 20 juta rupiah. Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam sekali upacara ini biasanya
menghabiskan dana antara 15 juta sampai 20 juta rupiah. Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.
Hari pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari
baik yang biasanya ditentukan oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum
upacara Ngaben dilaksanakan keluarga dibantu oleh masyarakat akan
membuat “Bade dan Lembu” yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas
warna-warni dan bahan lainnya. “Bade dan Lembu” ini adalah,
tempat meletakkan mayat.
Kemudian “Bade” diusung beramai-ramai ke tempat
upacara Ngaben, diiringi dengan “gamelan”, dan diikuti seluruh keluarga
dan masyarakat. Di depan “Bade” terdapat kain putih panjang yang
bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju tempat asalnya. Di
setiap pertigaan atau perempatan, dan “Bade” akan diputar sebanyak 3
kali. Upacara Ngaben diawali dengan upacara-upacara dan doa mantra
dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu
yang kemudian dibuang ke laut atau sungai yang dianggap suci.
Politik
Indonesia adalah negara demokrasi Pancasila. Segala sesuatu
di Indonesia diatur dan dimusyawarahkan secara mufakat, hikmat dan
kebijaksanaan. Perpolitikan di Indonesia berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia
didasarkan pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis
Permusyawatan Rakyat (MPR) yang terdiri dari dua badan yaitu DPR yang anggota-anggotanya terdiri dari wakil-wakil Partai Politik dan DPD yang anggota-anggotanya mewakili provinsi yang ada di Indonesia. Setiap daerah diwakili oleh 4 orang yang dipilih langsung oleh rakyat di daerahnya masingmasing. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga tertinggi negara. Keanggotaan MPR berubah setelah Amandeman UUD 1945 pada periode 19992004. Seluruh anggota MPR adalah anggota DPR ditambah anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan. Anggota MPR saat ini terdiri dari 550 anggota DPR dan 128 anggota DPD. Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. Sejak 2004, MPR adalah sebuah parlemen bikameral, setelah terciptanya DPD sebagai kamar kedua. Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia adalah Kabinet Presidenstil sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh Mahkamah Agung, termasuk pengaturan administrasi para Hakim. Politik luar negeri Indonesia seperti tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah poltik bebas aktif. Yang artinya Indonesia sebagai negara berdaulat memiliki konsep politik luar negeri yang tidak terikat oleh negara manapun di dunia. Artinya, Indonesia berhak menentukan sikapnya sendiri dalam perpolitikan di dunia yang bebas aktif dan bertujuan untuk menjaga keamanan dunia. Serta Indonesia mengatur urusan dalam negerinya tanpa campur tangan asing.
Permusyawatan Rakyat (MPR) yang terdiri dari dua badan yaitu DPR yang anggota-anggotanya terdiri dari wakil-wakil Partai Politik dan DPD yang anggota-anggotanya mewakili provinsi yang ada di Indonesia. Setiap daerah diwakili oleh 4 orang yang dipilih langsung oleh rakyat di daerahnya masingmasing. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga tertinggi negara. Keanggotaan MPR berubah setelah Amandeman UUD 1945 pada periode 19992004. Seluruh anggota MPR adalah anggota DPR ditambah anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan. Anggota MPR saat ini terdiri dari 550 anggota DPR dan 128 anggota DPD. Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. Sejak 2004, MPR adalah sebuah parlemen bikameral, setelah terciptanya DPD sebagai kamar kedua. Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia adalah Kabinet Presidenstil sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh Mahkamah Agung, termasuk pengaturan administrasi para Hakim. Politik luar negeri Indonesia seperti tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah poltik bebas aktif. Yang artinya Indonesia sebagai negara berdaulat memiliki konsep politik luar negeri yang tidak terikat oleh negara manapun di dunia. Artinya, Indonesia berhak menentukan sikapnya sendiri dalam perpolitikan di dunia yang bebas aktif dan bertujuan untuk menjaga keamanan dunia. Serta Indonesia mengatur urusan dalam negerinya tanpa campur tangan asing.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar